Selasa, 21 Mei 2013

Qawaa'id al Fiqhiyyah



القواعد الفقهيه
فى كتاب مبادئ اولية

اَلْقَاعِدَةُ الْاُوْلَى
اَلْاُمُوْرُ بِمَقَاصِدِهَا
Setiap perkara itu tergantung pada tujuannya.

اَلْقَاعِدُ الثَّانِيَةُ
مَايُشْتَرَطُ فِيْهِ اَلتَّعْيِيْنُ فَالْخَطَاءُ فِيْهِ مُبْطِلٌ
Sesuatu yang disyaratkan yang didalamnya harus terdapat ketentuan, jika terjadi kesalahan pada ketentuan itu, maka hal itu membatalkan.

اَلْقَاعِدُالثَّالِثَةُ
مَايُشْتَرَطُ اَلتَّعَرَضُ لَهُ جُمْلَةً وَلَايُشْتَرَطُ تَعْيِيْنُهُ تَفْصِيْلًا اِذَاعَيَّنَهُ وَاَخْطَاَ ضَرَّ
Sesuatu yang disyaratkan yang didalam nya harus terdapat pernyataan yang secara global, dan tidak disyaratkan untuk menentukan pernyataan tersebut secara terperinci, Maka apabila seseorang menentukan hal tersebut secara terperinci, kemudian orang itu salah, maka hal itu memadharatkan.

اَلْقَاعِدُالرَّابِعَةُ
مَالَا يُشْتَرَطُ اَلتَّعَرُضُ لَهُ جُمْلَةً وَلَاتَفْصِيْلًا اِذَاعَيَّنَهُ وَأَخْطَأَلَمْ يَضُرُّ
Sesuatu yang didalamnya tidak disyaratkan terdapatnya pernyataan yang bersifat global dan tidak juga yang pernyataan yang bersifat terperinci, maka jika seseorang menentukan hal tersebut secara terperinci, kemudian orang itu salah, maka hal iti tidak memadharatkan.

اَلْقَاعِدَةُ الْخَامِسَةُ
مَقَاصِدُالَّلفْظِ عَلَى نِيَّةِ اللَّافِظِ
Tujuan ucapan itu sesuai dengan niat yang mengucapkannya.

اَلْقَاعِدَةُ السَّادِسَةُ
اَلْيَقِيْنُ لَايُزَالُ بِالشَّكِ
Keyakinan itu tidak dapat menghilangkan keragu raguan.

اَلْقَاعِدَةُ السَّابِعَةُ
اَلْاَصْلُ بَقَاُءمَاكَانَ عَلَى مَاكَانَ
Pada dasarnya menetapkan sesuatu perkara itu disandarkan pada perkara yang sudah ada.

اَلْقَاعِدَةُ الثَّامِنَةُ
اَلْاَصْلُ بَرَاءَةُالذِّمَّةِ
Pada dasarnya segala sesuatu itu bebas dari tanggung jawab.

اَلْقَاعِدَةُ التَّاسِعَةُ
اَلْاَصْلُ اَلْعَدَمُ
Pada dasarnya segala sesuatu itu tiak ada.

اَلْقَاعِدَةُ الْعَاشِرَةُ
اَلْاَصْلُ فِى كُلِّ حَادِثٍ تَقْدِيْرُهُ بِاَقْرَبِ زَمَانِهِ
Pada dasarnya dalam setiap kejadian itu, diperkirakan kepada yang lebih dekat dengan waktu terjadinya.

اَلْقَاعِدَةُ الْحَادِيَةَ عَشَرَ
اَلْمَشَقَةُ تَجْلِبُ اَلتَّيْسِيْرَ
Kesulitan itu dapat memancing kemudahan.

اَلْقَاعِدَةُ الْثَّانِيَةَ عَشَرَ
اَلْاَشْيَاءُ اِذَااتَّسَعَتْ ضَاقَتْ
Segala sesuatu itu jika luas maka sempit.

اَلْقَاعِدَةُ الْثَّالِثَةَ عَشَرَ
اَلضَّرَرُ يُزَالُ
Kemadharatan itu dapat dihilangkan.

اَلْقَاعِدَةُ الرَّابِعَةَ عَشَرَ
اَلضَّرَرُ لَايُزَالُ بِالضَّرَرِ
Kemadharatan itu tidak dapat dihilangkan dengan kemadharatan lagi.

اَلْقَاعِدَةُ الْخَامِسَةَ عَشَرَ
اَلضَّرُوْرَةُ تُبِيْحُ الْمَحْظُوْرَاتِ
Kemadharatan itu dapat membolehkan terhadap sesuatu yang dilarang.

اَلْقَاعِدَةُ الْسَّادِسَةَ عَشَرَ
مَااُبِيْحَ لِلضَّرُوْرَةِ يُقَدَّرُ بِقَدَرِهَا
Perkara yang dibolehkan karena alasan madharat itu ditentukan dengan kadarnya.

اَلْقَاعِدَةُ الْسَّابِعَةَ عَشَرَ
اَلْحَاجَةُ قَدْ تَنْزُلُ مَنْزِلَةَ الضَّرُوْرَةِ
Kebutuhan itu terkadang menempati posisi madharat.

اَلْقَاعِدَةُ الْثَّامِنَةَ عَشَرَ
اِذَاتَعَرَضَ مَفْسَدَتَانِ رُوْعِىَ اَعْظَمُهُمَاضَرَارًا بِارْتِكَابِ اَخَفِّهِمَا
Apabila terjadi bentrok antara 2 mafsadat maka yang dijaga adalah mafsadat yang madharat yang lebih besar, dengan cara melakukan yang lebih ringan madharatnya dari 2 mafsadat tersebut.

اَلْقَاعِدَةُ الْتَّاسْعَةَ عَشَرَ
دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ الْمَصَالِح
Menolak keruksakan (mafsadat) itu lebih dikedepankan dari pada menarik kemashlahatan.

اَلْقَاعِدَةُ الْعِشْرُوْنَ
اَلْاَصْلُ فِى الْأَبْضَاعِ اَلتَّحْرِيْمِ
Pada dasarnya daging (farji) itu haram.

اَلْقَاعِدَةُ الْحَادِيَةُ وَالْعِشْرُوْنَ
اَلْعَادَةُ مُحَكَّمَةٌ
Kebiasaan itu dapat dijadikan hukum (Ketentuan)

اَلْقَاعِدَةُ الثَّانِيَةُ وَالْعِشْرُوْنَ
مَاوَرَدَ بِهِ اَلشَّرْعُ مُطْلَقًا وَلَاضَابِطَ لَهُ فِيْهِ وَلاَ فِى الُّلغَةِ يُرْجَعُ فِيْهِ اِلَى الْعُرْفِ
Sesuatu yang didatangkan oleh syara’ secara muthlaq , tidak ada definisi dan tidak ada bahasa bagi sesuatu itu, maka sesuatu itu dikembalikan pasa ‘Uruf.

اَلْقَاعِدَةُ الثَّالِثَةُ وَالْعِشْرُوْنَ
اَلْاِجْتْهَادُلَايَنْقُضُ بِالْاِجْتِهَادِ
Ijtihad itu tidak akan batal oleh ijtihad lagi.

اَلْقَاعِدَةُ الرَّابِعَةُ وَالْعِشْرُوْنَ
اَلْاِيْثَاُر بِاْلعِبَادَةِ مَمْنُوْعٌ
Mengutamakan orang lain dalam beribadah itu di larang.

اَلْقَاعِدَةُ الخَامِسَةُ وَالْعِشْرُوْنَ
اَلْاِيْثَاُر بِغَيْرِالْعِبَادَةِ مَطْلُوْبٌ
Mengutamakan orang lain dalam hal selain ibadah itu di anjurkan.

اَلْقَاعِدَةُ السَّادِسَةُ وَالْعِشْرُوْنَ
تَصَرُّفُ الْاِمَامِ عَلىَ الرَّعِيَّةِ مَنُوْطٌ بِالْمَصْلَحَةِ
Kebijakan seorang pemimpin terhadap rakyatnya itu didasarkan pada kemashlahatan.

اَلْقَاعِدَةُ السَّابِعَةُ وَالْعِشْرُوْنَ
اَلْحُدُوْدُ تَسْقُطُ بِالشُّبُهَاتِ
Hukuman itu dapat di gugurkan ketika terjadi kekeliruan.

اَلْقَاعِدَةُ الثَّامِنَةُ وَالْعِشْرُوْنَ
مَالَايَتِمُّ الْوَاجِبِ اِلَّابِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ
Segala sesuatu yang tidak bisa menyempurnakan kecuali dengan perkara itu, maka perkara itu dihukumi wajib.

اَلْقَاعِدَةُ التَّاسِعَةُ وَالْعِشْرُوْنَ
اَلْخُرُوْجُ مِنَ الْخِلَافِ مُسْتَحَبٌّ
Keluar dari perbedaan itu di anjurkan.

اَلْقَاعْدَةُ الثَّلَاثُوْنَ
اَلرُّخَصُ لَاتُنَاطُ بِالْمَعَاصِى
Rukhshah (keringanan) itu tidak bisa didasarkan pada maksiat.

اَلْقَاعِدَةُ الْحَادِيَةُ والثَّلَاثُوْنَ
اَلرُّخَصُ لَاتُنَاطُ بِالشَّاكِ
Rukhshah (keringanan) itu tidak bisa didasarkan pada keragu raguan.

اَلْقَاعِدَةُ الثَّانِيَةُ والثَّلَاثُوْنَ
مَاكَانَ اَكْثَرَفِعْلًا كَانَ اَكْثَرَ فَضْلًا
Segala sesuatu yang lebih banyak pekerjaannya (pelaksanaannya), maka lebih banyak pula keutamaanya

اَلْقَاعِدَةُ الثَّالِثَةُ وَالثَّلَاثُوْنَ
مَالَايُدْرَكُ كُلُّهُ لَايُتْرَكُ كُلُّهُ
Segala sesuatu yang tidak bisa dilakukan seluruhnya, maka tidak akan bisa ditinggalkan seluruhnya pula.

اَلْقَاعِدَةُ الرَّابِعَةُ وَالثَّلَاثُوْنَ
اَلْمَيْسُوْرُ لَايَسْقُطُ بِالْمَعْسُوْرِ
Kemudahan itu tidak akan gugur oleh kesulitan.

اَلْقَاعِدَةُ الْخَامِسَةُ وَالثَّلَاثُوْنَ
مَاحَرُمَ فِعْلُهُ حَرُمَ طَلَبُهُ
Segala sesuatu yang haram diperbuat, maka haram untuk dicari.

اَلْقَاعِدَةُ السَّادِسَةُ وَالثَّلَاثُوْنَ
مَاحَرُمَ أَخْذُهُ حَرُمَ إِعْطَاؤُهُ
Segala sesuatu yang haram diambil, maka haram untuk diberikan.

اَلْقَاعِدَةُ السَّابِعَةُ والثَّلَاثُوْنَ
اَلْخَيْرُ الْمُتَعَدِّى أَفْضَلُ مِنَ الْقَاصِرِ
Kebaikan yang menyeluruh itu lebih utama dari pada kebaikan yang terbatas.

اَلْقَاعِدَةُ الثَّامِنَةُ وَالثَّلَاثُوْنَ
اَلرِّضَى بِالشَّيْئِ رِضَى بِمَا يَتَوَلَّهُ مِنْهُ
Ridho pada sesuatu perkara berarti ridho terhadap apa yang timbul (datang) dari perkara itu.

اَلْقَاعِدَةُ التَّاسِعَةُ وَالثَّلَاثُوْنَ
اَلْحُكْمُ يَدُوْرُ مَعَ الْعِلَّةِ وُجُوْدًا وَعَدَامًا
Hukum itu berputar bersama ‘illat adanya dan tidak adanya.

اَلْقَاعِدَةُ الْأَرْبَعُوْنَ
اَلْأَصْلُ فِى الْأَشْيَاءِ اَلْإِبَاحَةُ
Pada dasarnya segala sesuatu itu dibolehkan.



Galau Memilih Keputusan Terbaik? Harus!



Galau Memilih Keputusan Terbaik? Harus!

“Kuliah”. Ya, seringkali menjadi hal yang didambakan bagi para remaja yang sudah saatnya  melepas celana dan rok abu mereka. Deg-degan, belum siap, malu, senang, ingin cepat-cepat, sedih, semua warna dalam kehidupan, seolah-olah bereuni dihati mereka. Namun, apa jadinya jika bayangan mereka akan tangga yang akan mereka lalui selanjutnya ini tidak semulus apa yang mereka inginkan. Sekelumit pemasalahan menghinggapi tangga mereka yang satu ini. Kadang kala 5 bulan saja tidak cukup untuk problem solvingnya. Namun ternyata, dimasa inilah mereka mulai ditungtut untuk menjadi insan yang lebih dewasa sehingga dapat merasa dibebani tanggung jawab atas keputusan apa yang mereka pilih.

            Memang sulit mulai memperbaharui diri dengan situasi dan kondisi yang tentunya berbeda. Lebih lagi mereka diiming-iming bahwa kuliahlah yang mementukan nasib masa depan. Padahal tetap saja keikhlasan dan perjuangan merekalah yang akan menentukan selanjutnya. Dunia yang bukan lagi menunggu perintah, tapi mencari sesuatu yang baru sendiri. Jadi, pemikiran matang akan planing apa dan mana yang akan diambil memang benar-benar menentukan disini.

            Namun, saking pusingnya tidak sedikit dari mereka yang kadang jadi ikut-ikutan miring menghadapi masa-masa ini. Ada yang masih pusing memilih Universitas, ada yang minder cuma karena nggak ada teman se-Perguruan tinggi, ada yang pasrah harus ikutin kemauan orang tua, ada yang memilih untuk berhenti dulu, ada yang beberapa kali ikutan tes PMDK atau SMPTN tulis nggak juga masuk, ada yang siap memilih sendiri namun takut tidak bisa mempertanggungjawabkan apa yang diingkannya kepada orang tua, bahkan ada juga yang memilih kerja dulu dari pada kuliah. Namun keputusannya sudah tentu harus mereka ambil apapun konsekwensinya.

            Dan, inilah ciri khas nya.  Jika mereka merasakan hal ini, niscaya kehidupan mereka akan lebih terencana. Masa ini lah yang akan menjadi dongeng sekaligus pembelajaran kepada anak-anaknya kelak. Mereka adalah orang-orang terpilih, diamanahkan Allah rasa tangung jawab terhadap keputusan apa yang dipilih. Bahkan disisi lain, mereka dapat belajar bagaimana cara membuka tangan akan taqdir Allah yang telah Beliau sediakan untuk mereka. Semua yang telah terjadi nantinya, sudah ada dalam goresan pena ketentuan-Nya. Dan, yakinlah itu yang terbaik.

            Mereka yang mengalami galau tingkat dewa ini terkadang merasa iri dengan mereka yang semudah membalikan telapak tangan memilih Universitas yang mereka inginkan, direstui orang tua, nggak bingung mikirin biaya, dan sesuai dengan kapasitas otak yang mereka miliki. Namun, disinilah banyak hikmah yang Allah simpan dan pahala yang telah Beliau telurkan bagi mereka yang tetap setia menjadi hamba-Nya dan siap menerima akan apapun yang Dia sediakan untuknya, tentunya diiringi dengan Do’a, Ikhtiar dan Tawakal pada-Nya.

Kamis, 16 Mei 2013

Majazzzz Mursal



فالمجاز المرسل هو كل مجاز علاقته غير المشابهة. وعلاقته عشرون, وهي :

۱. علاقةجزئية, اى من باب اطلاق الجزء وارادةالكل. نحو : كرم الله وجهه. الوجه مخصوص فى الاصل, لكن المرد جميع البدان.

٢. علاقة كلية, اى من باب اطلاق الكل و ارادة الجزء. نحو : يجعلون اصابعهم.

۳. علاقة حالية, اى من باب اطلاق الحال وارادة المحال. نحو : خذوا زينتكم.

٤. علاقة محالية, اى من باب اطلاق المحال وارادة الحال. نحو : ولكن لاتواعدوا هن سرا.

۵. علاقة التية, اى من باب اطلاق الالة وارادة المالولاة. نحو : واجعل لى لسانا صدق.

٦. علاقة ظرفية, اىمن باب اطلاق الظرف وارادة المظروف. نحو : شربت كوزا.

۷. علاقة مظروفية, اى من باب اطلاق المظروف وارادةالظرف. نحو : ففى رحمة الله.

۸. علامة سببية, اى من باب اطلاق السبب و ارادة المسبب. نحو : رعينا غيثا.

۹. علاقة مسببية, اى من باب اطلاق المسبب, وارادة السبب. نحو : امطرةالسماء نباتا.

۱٠. علاقة لازمة, اى من باب اطلاق اللازم وارادة الملزوم. نحو : الضوء طالع.

۱۱. علاقة ملزومية, اى من باب اطلاق الملزوم وارادة اللازم. نحو : بتا فعلت و اتت و يفعلى

۱٢. علاقة تقيديه, اى من باب اطلاق المقيد وارادة المطلوق. نحو : الحمد لله واهب العطية.

۱۳. علاقة اطلاقية, اى من باب اطلاق المطلوق وارادةالمقيد. نحو : وتحرير رقبة.

۱٤. علاقة خاصية, اى من باب اطلاق الخاص وارادة العام. نحو : اعلم انالله قدير.

۱۵. علاقة عامية, اى من باب اطلاق العام وارادة الخاص. نحو : ام يحسدون الناس.

۱٦. علاقة مدلولية, اى من باب اطلاقالمدلول وارادة الدال. نحو : رايت النار.

۱۷. علاقة الدالية, اى من باب اطلاقالدال وارادةالمدلول. نحو : رايت الدخان.

۱۸. علاقة اولية, اى من باب اطلاق الشيئ واريد به ما يؤل اليه. اني ارانى اعصرخمرا.

۱۹. علاقة اعتبار ما كان, اى من باب اطلاق اعتبار ماكان واعتبار مايكون. نحو : و آتوااليتامى اموالهم.

٢۰. علاقة مجاورة, اى من باب اطلاق الشيئ واريد به ما يجاوره. نحو : رايت الغائط.